Feminism mulai dicetuskan untuk pertama kalinya di tahun 1837 oleh Charles Fourier yang kemudian setelah itu diikuti oleh berbagai gerakan-gerakan oleh kaum perempuan untuk menuntut hak-hak dasar mereka dan tidak ingin lagi perempuan berada di bawah laki-laki. Pada tahun 1830-1840, peradaban di dunia mulai mempertimbangkan keberadaan dan hak-hak perempuan, seperti masalah upah pekerjaan, pendidikan, dan hak pilih.
Perkembangan dan upaya pergerakan yang dilakukan oleh kaum perempuan semakin hari semakin bertambah. Sehingga kajian feminis semakin luas dan memunculkan aliran-aliran feminis , yaitu:
A. Feminis Liberal
Feminis liberal meyakini bahwa masyarakat telah melanggar nilai tentang hak-hak kesetaraan terhadap wanita, terutama cara mendefinisikan wanita sebagai kelompok ketimbang individu-individu. Mahzab ini mengusulkan agar wanita memiliki hak yang sama dengan laki-laki. Para pendukung femnisme liberal sangat banyak antara lain Johhn Stuart Mill, Harret Taylor, Josephine St. Pierre Rufin, Anna Julia Copper, Ida B wells, Frances E.W Harper, Mary Curch Tessel dan Fannie Barrier Williams (Saulnier, 2000). Gerakan utama feminism liberal tidak mengusulkan perubahan struktur secara fundamental, melainkan memasukkan wanita ke dalam struktur yang ada berdasarkan prinsip kesetaraan dengan laki-laki.
Inti ajaran feminisme liberal :
1. Memfokuskan pada perlakuan yang sama terhadap wanita di luar dari pada didalam keluarga.
2. Memperluas kesempatan dalam pendidikan dianggap sebagai cara paling efektif melakukan perubahan sosial.
3. Pekerjaan-perubahan wanita semisal perawatan anak dan pekerjaan rumah tangga dipandang sebagai pekerjaan tidak terampil yang hanya mengandalkan tubuh bukan pikiran rasional.
4. Perjuangan harus menyentuh kesetaraan politik antara wanita dan laki-laki melalui penguatan perwakilan wanita di ruang-ruang publik. Para feminis liberal aktif memonitor pemilihan umum dan mendukung laki-laki yang memperjuangkan kepentingan wanita.
5. Berbeda dengan para pendahulunya, feminis liberal saat itu cenderung lebih sejalan dengan model liberalisme kesejahteraan atau egalitarian yang mendukung sistem kesejahteraan negara (welfare state) dan meritokrasi.
B. Feminis Radikal
Feminis radikal lahir dari aktifitas dan analis politik mengenai hak-hak sipil dan gerakan-gerakan perubahan social pada tahun 1950an dan 1960an, serta gerakan-gerakan wanita yang semarak pada tahun 1960an-1970an (Saulner, 2000). Namun demikian, mahzab ini dapat dilacak pada para pendukungnya yang lebih awal. Lewat karyanya Vindication of the rights of Women, Mary Wollstonecraft pada tahun 1797 menganjurkan kemandirian wanita dalam bidang ekonomi. Maria Stewart salah satu feminis kulit hitam pertama pada tahun 1830an mengusulkan penguatan relasi diantara wanita kulit hitam.

Elizabeth Cuddy Stanton pada tahun 1880an menentang hak-hak seksual laki-laki terhadap wanita dan menyerang justifikasi keagamaan yang menindas wanita (Saulner, 2000).
Feminis radikal juga dikembangkan dari gerakan-gerakan Kiri Baru (New Left) yang menyatakan bahwa perasaan-perasaan keterasingan dan ketidakberdayaan pada dasarnya diciptakan secara politik dan karenanya transformasi personal melalui aksi-aksi radikal merupakan cara dan tujuan yang paling baik. Mahzab ini secara fundamental, menolak agenda feminism liberal mengenai liberal mengenai kesamaan hak wanita.
Hal yang paling penting adalah dalam feminisme radikal ditekankan sekali tentang laki-laki menindas dan perempuan yang tidak bersalah, mereka terjebak pada esensi dari realitas yang akhirnya mengakibatkan analisa mereka mengalami kebuntutan dan secara politik mereka berbahaya.Mereka juga terlalu menganggap tidak positif terhadap hubungan sex yang heteroseksual karena perempuan lebih banyak dieksploitasi, padahal hubungan ini seharusnya dipelihara dan kedua pihak sesungguhnya hanya ingin mencari kesenangan.
C. Feminis Marxis/Sosialis
Konsep dasar dari feminisme marxis dan sosialis didasarkan pada teori Marx, yang memandang bahwa manusia baru bermakna apabila mereka melakukan kegiatan berproduksi, sehingga dapat dikatakan bahwa manusia lewat berproduksi mnciptakan masyarakat yang kemudian menciptakan atau membentuk mereka.Dari sudut pandang teori ekonomi dipandang bahwa sistem kapitalisme hanya mendasarkan hubungan pertukaran hubngan dan pertukaran kekuasaan yang nantinya mengharapkan surplus value dari hubungan employer dan employee. Sehingga manusia tidak memiliki kebebasan untuk memilih sebab mereka sebagai pekerja yang tertindas.
Feminisme Marxis dari sudut pandang sosial memnunculkan kesadaran kelas yang dikarenakan trjadinya alienasi baik terhadap produk, terhadap dirinya, terhadap masyarakat dan alam sekitarnya. Sedangkan dari sudut pandang politik dilihat adanya perjuangan kelas dan kesatuan para pekerja.
Mereka dalam melihat keluarga adalah laki-laki disektor publik dan perempuan disektor privat dan ini pembagian yang terjadi didalam sistem kapitalis, padahal dalam keluarga tidak sesederhana itu karena didalam keluarga masih merupakan satu-satunya tempat dimana manusia dapat menemukan cinta, keamanan, dan kenyamanan, dan keluarga bukanlah hanya melulu merupakan alat produksi dan hanya melulu membicarakan keuangan semata tetapi juga mereka masih membahas tentang hal-hal penting lainnya yang menyangkut keluarga.Kritk keda yang menyangkut feminisme

sosialis adalah cara mereka memandang bahwa feminisme ini terlalu sedikit membicarakan penindasan laki-laki terhadap perempuan, hal ini dikemukakan oleh feminisme marxis. Feminisme soslialis lebih memperhatikan penindasan utama adalah pada perempuan sebagai pekerja dan juga perempuan sebagai perempuan.
Salah satu contoh kasus dalam pelaksanaan feminisme dalam hal ini adalah feminisme radikal yaitu adanya usaha-usaha melalui aksi-aksi radikal yang memfokuskan pada perasaan-perasaan terasing dan ketidakberdayaan akibat tekanan politik . perhatian terhadap kesadaran sosiopolitik dan konsekuensi kehidupan masyarakat yang tidak adil menjadi tema utama dalam model perawatan kesehatan mental dan masalah-masalah klinis. Satu bentuk usaha kelompok feminis radikal adalah Advocacy for Women and Kids Emergencies (AWAKE). AWAKE ini adalah sebuah program pendampingan dan konseling di wilayah Boston, Amerika Serikat yang ditujukan kepada wanita dan anak-anak yang menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga.
Selain itu, adapula gerakan-gerakan Kaum feminis radikal dalam bidang pengembangan masyarakat meliputi protes terhadap pornografi dengan argument bahwa pornografi mempromosikan kekerasan dan permusuhan terhadap wanita. Mereka mengkampanyekan pendididikan menentang perkosaan dan kekerasan. Selain itu feminis radikal memprakarsai pembentukan” Ekonomi Baru bagi Wanita”, yang merupakan sebuah organisasi pengembangan ekonomi aktivis Amerika Latin yang memperjuangkan perumahan murah yang didesain untuk ibu-ibu yang bekerja di luar rumah. Selain itu salah satu publikasi yang terkenal yang dihasilkan kaum feminis radikal adalah di AS adalah buku the Boston Women’s Health Book Collective yang mendorong wanita untuk mengontrol kesehatan berdasarkan kemampuan dan kemauannya sendiri.